Mencapai Mimpi Dengan Menjaga Atensi Dan Jauhi Distraksi
oleh Khairil Amin Rasyid
Hari ini kita akan membahas Mencapai Mimpi dengan Menjaga Atensi dan Jauhi Distraksi. So, di sini siapa aja yang bisnisnya sudah punya tujuan?
Atau hanya mengisi waktu luang, ngalir aja jek.. hehehe…
Dua-duanya boleh aja sih…
Tapi kalau kita ingat-ingat Hadist Rasulullah SAW dari sahabat Umar Bin Khattab, tentang niat yang terjemahnya sebagai berikut :
Umar Radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah.” (HR. Bukhari, Muslim, dan empat imam Ahli Hadits)
Hadist ini disampaikan Rasulullah ketika dalam perjalanan hijrah dari Kota Makkah menuju kota Yatsrib yang nantinya diganti namanya menjadi Al-Madinah Al-Munawwarah yang berarti Kota yang Bercahaya. Hadist ini kembali mengingatkan para sahabat bahwa niat yang menjadi dasar dalam berperilaku (dalam konteks tersebut adalah berhijrah tempat) pada akhirnya menentukan apa yang a akan kita dapatkan nantinya. Begitupun kita penting sekali untuk menetapkan niat ataupun tujuan dalam membangun Bisnis, karena di situlah tempat segala usaha kita bermuara.
Jadi, sekarang niatnya sudah ditetapkan? kalau belum kita segera tetapkan yuk.
Tentunya niat tertinggi menjadi bahan bakar yang tidak ada habisnya dalam mensupport perjuangan kita dalam berbisnis. Perlu diingat yah, potensi gagal dalam bisnis itu lebih besar daripada berhasilnya. Buat yang sudah lama berbisnis, katakanlah 2 – 3 tahun lah yah.. Coba cek, hari ini sudah keberapa kalinya? sudah berapa banyak gagal?
Yang perlu kita yakini adalah kegagalan itu adalah umpan balik atau feedback, sebagai perberitahu/ warning akan aspek mana saja yang perlu kita perbaiki, apakah dari kepemimpinan kita? produk? penetapan market? proses marketing? sales? keuangan? SDM? dan sebagainya.
Kapan bisnis itu benar-benar gagal? yakni ketika berhenti.
Bahwa kita berganti bisnis karena pertimbangan matang berdasarkan data dan niat ini menjadi hal lain yah.
Jadi kalau niatnya ga kuat, ini menjadi PR tersendiri yah.
Niat atau Tujuan atau Mimpi ini tentunya membutuhkan jembatan untuk mencapai ke sana. kalau kita kemarin kita bahas NLP Change Model, membutuhkan sumber daya untuk mencapai hal tersebut. Sumber daya itu bisa dari motivasi, cara, perilaku/ kegiatan tertentu, materi, waktu dan sebagainya.
Ngomongin sumber daya dalam mencapai tujuan secara umum ada 3 nih (dalam konteks bisnis yaaaah)….
1. Materi
2. Energi
3. Waktu
Dari ketiga di atas, kira-kira mana yang paling mahal?
Yuk diskusi, yang mana dan alasannya apa?
Oke saya urut ya..
dari yang paling bawah dulu..
Pertama, Materi.. Kok? Bukannya bisnis butuh modal? yah, benar bahwa bisnis membutuhkan modal, dan umumnya adalah materi, dukungan finansial yah. Tapi ada bisnis yang ga pakai modal finansial yang signifikan (yang besar)? Banyaaak. Hari ini kalau kita mau fokus di satu bidang, untuk belajar tinggal cari di google, tutorialnya cari di Youtube, untuk menjangkau market atau calon customer tinggal pakai sosmed atau marketplace.. Alhamdulillah semuanya dimudahkan. Pertanyaannya kalau kita kehilangan materi apakah masih bisa dicari? Jawabannya bisa. Jadi ini adalah sumberdaya yang bisa diadakan yah.
Kedua, Energi. Maksudnya? untuk melakukan bisnis tentu membutuhkan energi yang bersumber dari kesehatan. Ini adalah aset yang mahal. Coba kita hitung omset kita setahun ada berapa? omset lho ini.. Kalau sudah ada angkanya, kalau ditukar dengan ginjal kita mau? Apalagi sampai dua-duanya.. ya ga mau yah. Kira-kira kenapa? Karena kita membutuhkan ginjal kita untuk memastikan tubuh kita sehat (coba googling ya fungsi ginjal untuk apa) dan tentunya memiliki energi untuk beraktivitas, tentunya dalam hal ini adalah bisnis. Jadi energi yang berasal dari kesehatan menjadi sumberdaya yang lebih berharga dari materi.
Ketiga, dan tertinggi ternyata adalah waktu. yup waktu…Kalau ada perumpamaan Time is Money, tampaknya dalam hal ini tidak tepat. Kenapa? karena nilai waktu jauh di atas uang. Jelas, kalau seandainya uang kita hilang hari ini, maka kita bisa menggantinya besok. Jika waktu hilang hari ini, maka tidak bisa kita kembali ke waktu yang hilang itu. Oleh karena itu banyak orang-orang yang sukses membeli waktu dengan uang. Maksudnya gimana? dalam mencapai tujuan bisnisnya, agar bisa dicapai dengan lebih cepat (baca : waktu), maka dia bisa membayar SDM untuk membantunya, untuk berpromosi agar gasilnya lebih cepat, dia membayar media untuk beriklan, membayar influencer untuk memperbesar jangkauan marketingnya.
Nah… kebayang ya. betapa berharganya waktu itu….
Sayangya kita suka lalai yaah… Sampai Rasulullah SAW mengingatkan :
“Dua nikmat, kebanyakan manusia tertipu dengan keduanya, yaitu kesehatan dan waktu luang.” (HR. Al-Bukhari)
Riset dari Nottingham Trent University menyebutkan rata-rata kita mengecek handphone sebanyak 85x sehari, sementara riset yang lainnya menyebut rata-rata kita mengecek sebanyak 150x perhari. Woooow! (ada yang lebih? hehe)
Kita asumsikan kita tidur 8 jam sehari. Sisa waktu jaga kita adalah 16 jam sehari setara dengan 960 menit, kalau kita cek handphone rata-rata 85-150x artinya kita mengecek handphone sebanyak per 7 – 12 menit. Pertanyaanya, apa yang kita cek? Apakah relevan dengan tujuan bisnis kita? Hayuuuu ngaku…..
Faktanya….
Banjir Informasi
Kini kita dibanjiri oleh informasi, setiap hari lebih dari 6.000 video yang diupload ke Youtube (sebelum tiktok yah, tentunya setelah hadrinya Tiktok, YT Short, dan IG Reels, lebih banyak lagi), Di Facebook saja lebih dari 136.000 postingan status per menitnya, 510.000 komen. Ya, hari ini kita hidup di era konten atau informasi yang berlebih. Pertanyaannya, apakah kita termasuk yang terdistraksi (terganggu) akan hal ini atau bisa berseluncur di atasnya untuk memanfaatnya? Lebih banyak yang mana?
Banjir informasi ini juga ga semuanya informasi baik dan berguna, tidak sedikit yang sifatnya sampah atau toxic. Issue KDRT, perceraian, gosip, prank, dan banyak lagi yang sifatnya merusak pikiran kita. Kemarin kita sudah membahas ya, pikiran mempengaruhi perasaan, perasaan mempengaruhi tindakan. Bahkan yang positifpun tidak semuanya relevan dengan kehidupan kita. Kita buka saja issue Krisis 2023, berapa banyak diantara kita memperhatikan issue ini? sehingga ketakutan berlebihan, overthinking, seakan-akan itu benar-benar terjadi hari ini, padahal bisnis kita hari ini baik-baik saja, dan membutuhkan perhatian (ATENSI) kita untuk terus bertumbuh.
Kalau kita tidak bisa memilihnya tentunya kita akan mengalami yang cognitive overload, dimana otak kita dipenuhi informasi-informasi yang baik dan buruk, yang kita butuhkan dan tidak butuhkan. Semuanya bercampur menjadi satu. Sehingga kita gagal untuk memilah mana yang essensial (penting) dan tidak. Akibatnya apa? Kita mengalami kesulitan dalam memutuskan. Dari segi sumberdaya, apakah ini tidak membuang waktu?
Dampak negatif lainnya apa?
Pertama, menurunnya produktivitas
Coba bayangkan, bagaimana mau produktif, jika setiap 7 – 15 menit kita cek handphone kita? Faktanya kebiasaan distraksi ini menginterupsi (menghentikan sementara) pekerjaan kita, dampaknya? Berdasarkan riset yang ada, menurunkan produktivitas kita sebanyak 40% dan resiko kesalahan mencapai 50%. Pekerjaan yang harusnya selesai 30 menit molor menjadi 1 jam!
Kedua, menurunnya rentang perhatian (atensi)
Rentang perhatian adalah kemampuan manusia untuk fokus pada satu hal saja. Ketika rentang perhatian kita menurun, kita akan kesulitan untuk mempertahankan fokus kita untuk menyelesaikan pekerjaan yang harus diselesaikan. Dan itu masalah kita hari ini, coba cek ke anak-anak kita, ataupun ke anak didik kita, bagaimana kemampuan mereka bertahan untuk fokus dalam menyelesaikan pekerjaan? Kalau saya mengobrol dengan teman saya yang seorang guru, beliau menceritakan hari ini anak-anak kesulitan untuk fokus untuk mengikuti satu pelajaran sampai tuntas. Pertanyaannya, apakah ini terjadi sama anak-anak saja, atau kita juga?
Coba cek lagi, kalau kita sedang bekerja untuk menyelesaikan tugas bisnis, entah itu membuat materi postingan/ promo/ iklan, mengecek cash flow dan pembukuan, membuat jobdesk tim dan alur keja dan sebagainya. Pertanyaannya adalah? Berapa lama kita bisa bertahan menyelesaikannya?
1 jam? 30 menit? 20 menit? 10 menit? atau di bawah itu?
Kira-kira tangan kita gatel ga untuk tidak mengecek handphone?
atau yang lebih parah lagi, niatnya ingin buat konten, malah habis waktu untuk scrolling?
Ga heran, Om Satya Nadella, CEO Microsoft mengatakan, bahwa komoditas yang langka di masa depan adalah perhatian manusia.
Kedua hal di atas merupakan modal utama kita dalam mencapai tujuan/ mimpi kita. Bagaimana kita bisa mencapai tujuan kita, kalau kita tidak produktif, bahkan untuk memiliki perhatian atau atensi yang kuatpun tidak. Kira-kira kalau dipertahankan, setahun ke depan, kira-kira akan seperti apa bisnis kita? Apakah tercapai tujuan / mimpinya?
Solusinya ?
Pertama, Tetapkan Tujuan Bisnis Kita
Tetapkan alasan terkuat kita melakukan bisnis yang hari ini kita geluti, cari makna terdalamnya. Ini akan membantu kita memberikan energi untuk tetap berfokus atas pekerjaan-pekerjaan yang kita lakukan dalam mencapai tujuan bisnis kita. Jika kita lelah, kita bisa melihat alasan terkuat ini lagi, lalu dijadikan semangat baru. Tujuan bisnis ini bisa menjadi peta bagi perjalanan kita, jika kita buntu di jalan satu, kita bisa mencoba jalan lainnya, namun tujuannya tetap sama.
Kedua, cukup tetapkan 1 – 3 keputusan / target pekerjaan penting per hari
Kenapa hanya 1 – 3 keputusan penting atau pekerjaan prioritas saja? Ini merupakan langkah yang efektif untuk mencapai tujuan bisnis kita. Pencapaian-pencapaian dari 1 – 3 target tentunya akan lebih mudah dicapai, ketimbang 7-10 target. Hal ini berdampak pada tingkat produktivitas kita dan penghargaan diri kita atas diri kita sendiri (self esteem), juga menjaga fokus, energi dan semangat kita agar bisa terus berjuang esok harinya.
Ketiga, Tetapkan waktu produktif kita
Tetapkan di jam berapa saja 1-3 keputusan/ target pekerjaan itu kita lakukan atau eksekusi. Jauhkan semua distraksi, baik handphone maupun gadget yang sekiranya akan menginterupsi kita. Bisa juga dengan menonaktifkan data, sehingga tidak ada notifikasi yang masuk. Latih kemampuan Rentang Perhatian (Atensi) kita. Caranya bisa dengan pomodoro, yakni fokus 25 menit, lalu jeda istirahat 5 menit. Banyak aplikasi yang bisa kita pakai, tinggal cari di Play store yah.
Jika kita berhasil mengeksekusi rencana kita, berilah penghargaan kecil pada diri kita. Misalnya dengan minum teh, memeluk si kecil/ pasangan, makan cemilan. Jika ini dijadikan kebiasaan, maka kita akan menikmati usaha yang kita lakukan, walaupun berat.
Keempat, sisihkan waktu tenang kita
Alokasikan waktu khusus untuk menyendiri, baik untuk mengevaluasi apa saja yang kita sudah kerjakan, mengatur strategi untuk bisnis kita ataupun untuk mengatur diri kita sendiri, bisa juga dipakai untuk membaca, menulis, ataupun berpikir tanpa terganggu (distraksi) sedikitpun.
Kelima, Lacak waktu kita dipakai untuk apa saja?
Ini penting, dengan begitu kita bisa tahu di setiap aktivitas membutuhkan berapa menit atau jam. Ini membantu kita untuk membuat estimasia atau perkiraan aktivitas yang akan kita lakukan di esok hari.
Keenam, dalam hal belajar, maka batasi sampai mana
Batasi siapa saja ekspert/ guru yang akan kita jadikan sumber ilmu, ini penting karena dengan begitu banjirnya informasi hari ini, kadang kita merasa penting belajar ke si A, besok ke si B, ke si C, tanpa divalidasi dahulu dengan mempraktekkan yang diajarkan sampai tuntas, sampai berhasil. Hidari menumpuk-numpuk ilmu, kita tidak menjadi produktif dengan mengikuti kursus, training, membaca buku, menonton tutorial youtube. Kita produktif ketika kita mempraktekkannya sampai tuntas. Sehingga kemampuan kita bisa terus bertumbuh dengan terukur.
Selamat berjuang Sahabat BOBers, semoga bermanfaat. Sampai jumpa di Artikel selanjutnya !