Jadi hari ini kita akan coba membahas Memahami Bisnis dalam Konteks Inovasi dan Marketing. Dalam konteks maksudnya adalah dalam hal/ berkenaan ☺️.
Kenapa perlu membahas Inovasi dan Marketing, karena ini terkait dengan fase awal atau fase kritis pertama untuk kita semua dalam memulai bisnis.
Coba di sini siapa aja yang baru mulai? Atau sudah mulai tapi jatuh lagi, dan mulai dari nol lagi atau minus lagi?. Ga apa-apa sahabat ga sendiri 😁
Banyak kok yang gitu. Tapi ini bukan alasan juga ya untuk tidak bergerak untuk memperbaiki diri.
Kenapa saya bilang ini, ada kalanya kita butuh teman untuk bercerita atau menyandarkan diri ke teman-teman yang mengalami hal sama, agar terasa tidak sendirian. Di titik ini yang terpenting adalah saling menguatkan, bukan saling membenarkan kesalahan-kesalahan yang kita lakukan sehingga kita jatuh. Orang yang berhasil, tidak selalu dilihat dari titik kesuksesannya yang terlihat saja ya. Ya… Pencapaian hari ini.
Tapi yang perlu dilihat adalah seberapa banyak dia jatuh dan bangkit lagi.. karena bisa jadi jatuhnya lebih banyak dari berhasilnya. Namun karena titik keberhasilannya jauh di atas kegagalan/ jatuhnya, jadi titik itu yang terlihat jelas.
Dalam membangun Bisnis, menurut Peter Ferdinand Drucker, seorang Bapak Manajemen Modern, bisnis sejatinya terdiri dari 2 hal yakni
– Inovasi atau penemuan, dan
– Marketing atau pemasaran.
Inovasi dalam bisnis adalah kemampuan kita untuk menciptakan nilai/ value/ sesuatu yang berharga untuk konsumen bisnis kita. Maksudnya adalah sejauhmana bisnis/ produk kita bisa menyelesaikan masalah yang dialami konsumen kita.
Pertanyaannya adalah apakah kita sudah mengetahui masalah yang dialami konsumen kita yang bisa diselesaikan dengan produk kita ?
Ini yang sering dilupakan sih…
Biasanya (walau ga semuanya) start bisnis/ usahanya dimulai dari Ide, “kayaknya produk saya bagus nih…”, “Masakan saya enak nih…”, “Saya suka buat kerajinan tangan ini, dijual kayaknya laku deh”…
Kita mulai dari diri kita, Bukan dari kacamata market/ orang bersedia dan mampu membeli apa yang kita sajikan kepada mereka. Kalau masih bingung, sederhananya… Ya dimulai dari ego kita sebagai pebisnis.
Kita bahas Poin Inovasi dan Marketing. Apa yang dimaksud dengan value/ nilai di sini adalah kemampuan bisnis/ produk kita dalam membantu konsumen kita menyelesaikan masalahnya ?
Value ini harus memenuhi Dua Kriteria, yakni :
- Fungsional
- Emosional
=> Fungsional maksudnya adalah bisnis/ produk/ jasa yang kita sajikan memiliki fitur-fitur, fungsi, ataupun benefit yang sangat berguna sekali dalam menyelesaikan masalah konsumennya.
Contoh: kalau kita jual mukena ya.. 😁
Misalnya harus nyaman, menutup aurat untuk shalat, dan sizenya pas (tidak longgar banget ataupun kekecilan).
Untuk memenuhi aspek/ dalam hal menutup aurat dalam shalat (syariat) sudah terpenuhi.
Contoh kedua : misalnya kita jual makanan, bakso aci misalnya yah…
Kriteria fungsional adalah enak dan menyenangkan.
Ini harus dipenuhi dahulu yah.. karena validasi produk/ sederhananya konsumen bisa ridha mengeluarkan uangnya untuk membeli produk/ jasa kita karena sudah memenuhi fungsi yang diharapkannya. Ini pentingnya kita untuk memastikan dahulu produk yang kita jual sudah pasti diridhai pelanggan kita yah 😁🙏🏻
Faktor ini juga yang membuat pembelian berulang/ repeat order dari konsumen terus terjadi.
Dan tahu apa artinya Cuan ? 😁
Pembelian berulang ataupun berlangganan menjadi ruh bisnis kita. Tidak hanya itu, terpenuhi kriteria fungsional, pada umumnya membuat konsumen mau menjadi marketer gratis produk/ jasa kita. Dia akan senang sekali bercerita, merekomendasikan produk kita ke orang-orang di sekitarnya. Untuk apa? Agar orang-orang di sekitarnya merasakan manfaat yang sama dengan apa yang dia rasakan.
Enak yah kalau dah begitu…
=> Kriteria yang kedua adalah Emosional. Nah.. ini menariknya. Pernah beli tas mahal dan juga yang murah?
Katakanlah dengan kualitas yang sama…
Kira-kira kenapa?
Umumnya karena kriteria Emosional ini yang memegang kendali. Karena kriteria Emosional ini, konsumen ridha / bersedia/ mau mengeluarkan koceknya lebih dalam untuk mendapatkan produk kita. Contohnya adalah HP yah… HP yang ada logo Apelnya di belakang, mencitrakan konsumennya sebagai orang yang lebih mapan, sukses, dsb…
Emosionalnya dimana?
Mungkin Ingin “diakui”/ “lebih diterima” orang lain. Mobil Ferrari dan Kol bak (mobil niaga), sama-sama punya Dua Pintu. Bahkan kalau kita pikir-pikir lebih banyak fungsi mobil niaga daripada mobil sport (Ferrari misalnya).
Sederhana, karena faktor emosional, orang mau mengeluarkan koceknya yang kalau dikonversi nominalnya bisa membeli mobil niaga bisa lebih dari 10 mobil.
Pertanyaannya: apakah kita sudah mengetahui faktor emosional apa yang ada di konsumen kita sehingga dia mau mengeluarkan uangnya untuk memiliki produk kita ?
Kalau sudah tahu.. ini enak banget, untuk copywriting/ penulisan bahasa iklan/ promo kita ya tinggal kata-kata emosional si konsumen kita. Misalnya agar terlihat cantik, agar disayang suami, agar makin eksis, agar ibadah semakin khusyuk.
Oke lanjut ya, terakhir…
=> Marketing….
Saya ambil definisi Mas Syaiful Islam dari Inbound Marketing ya..
Marketing adalah kemampuan untuk mengkomunikasikan value produk/ bisnis kita kepada konsumen kita. Definisi ini menarik. Karena lebih dalam maknanya. Dahulu saya berfikir marketing adalah kegiatan yang mendatangkan calon konsumen kita ke toko kita. Dalam bisnis online adalah bagaimana caranya kita mendatangkan traffic/ kunjungan calon konsumen ke toko kita. Toko ini dalam artian media online ya.
Misalnya: IG, Market Place, FB, TikTok shop kita, atau langsung ke WA bisnis kita.
Balik lagi… Kemampuan dalam mengkomunikasikan value produk kita menjadi poin terpenting dalam keberlangsungan bisnis kita. Sederhananya ketika kita berhasil mengkomunikasikan/ mengedukasi produk kita, dengan menjawab kebutuhan/ masalah konsumen (dengan mengatakan, “wah gw banget nih!”, “Ini yang saya cari!”, “Wah ada yang baruuuu, sukaaa banget, cocok buat eksis di depan ibu-ibu pas antar sekolah si kecil nih 😅”). Maka kemungkinan besar transaksi/ jual beli terjadi.
Artinya apa?
Cuan berdatangan 😁
InsyaAllah kalau cuan lancar, dikelola dengan baik, bisnis kitapun akan bertumbuh dan memberikan manfaat… Aamiin Ya Rabbal Aalamiin 🤲🤲🤲
Dalam menyampaikan/ mengkomunikasikan produk kita ada beberapa hal yang perlu dipahami :
- Harga lebih tinggi dari value : kemungkinan konsumen akan bilang, “mahal”.
- Harga sama dari Value : kemungkinan konsumen akan bilang, “oke saya beli deh, tapi bentar deh, cari produk lainnya yang sama, ada yang lebih murah gak?” 😅😅😅 (Drama belanja di Market Place).
- Value lebih tinggi dari Harga, apalagi value kriteria Emosional (dengan bumbu promo terbatas, diskon hari ini aja), maka konsumen akan cenderung langsung bilang, “beli sekarang!” ☺️🙏🏻
Tapi ingat ya, jangan sampai apa yang kita komunikasikan menjadi over promise/ over claim/ berlebihan menyampaikan valuenya.. kalau ternyata kenyataannya valuenya di bawah itu..maka biasanya konsumennya bilang, “duh kapok dah” 😅
Sekian pembahasan hari ini, semoga ke depannya kita bisa sama-sama bertumbuh dan saling support ya🙏🏻😊. Sampai jumpa di Artikel selanjutnya !