“Micro Hijrah, Cara Merubah Hidup Menjadi Lebih Baik”

Oleh Khairil Amin Rasyid 
Founder BisnisOnlineBertumbuh.com

Dalam menjalani hidup, sering kali kita dihadapkan pada keinginan untuk melakukan perubahan, yang didasari oleh kesadaran diri kita bahwa kita perlu melakukan sesuatu untuk mencapai hal yang baik, ataupun sebaliknya untuk meninggalkan hal yang buruk. Misalnya: 

– Kita ingin menambah ilmu agama, agar semakin bisa memahami agama dan menguatkan iman.

– Kita ingin meningkatkan omset, agar bisa support keuangan keluarga ataupun semakin bermanfaat dengan memperbanyak sedekah.

– Ingin menurunkan berat badan, agar semakin energik dan produktif, akhirnya ibadahpun semakin bertambah dan berkualitas. Kecenderungan setiap dari kita selalu ingin mencapai sesuatu, ataupun sebaliknya menghindari sesuatu. Menghindari sesuatu misalnya :

 

Mau bisa menahan hawa nafsu berlebihan terhadap makanan, agar bisa mengontrol kalori yang kita konsumsi. Ketika kita ingin melakukan perubahan,  pada kondisi tertentu seringkali itu membutuhkan “DIRI KITA DAHULU UNTUK BERUBAH”. 

Nah, seringkali Kita tahu harus berubah, kita sadari pentingnya untuk berubah, dan  rasakan emosinya kalau perubahan itu tercapai ataupun gagal. 

Kita memutuskan untuk berubah namun sulit dilakukan/ gagal untuk dilakukan, bahkan untuk sekedar memulainya-pun sulit untuk dilakukan. Nah, setelah menyadari bahwa ternyata “ADA GAP/ JARAK” antara kesadaran Kita untuk berubah dengan pelaksanaannya/ eksekusinya. Dan ketika kita tidak mampu mewujudkannya, Bisa jadi ini yang membuat kita frustasi, bahkan kehilangan kepercayaan diri.

Konsep Micro Hijrah mungkin bisa jadi solusi untuk teman-teman. Konsep ini saya dapatkan dari istri saya ketika mengikuti pengajian yang difasilitasi oleh Kang Irfan Amalee. 

Konsep micro hijrah sederhananya adalah bagaimana kita bisa melakukan dengan lebih mudah, bertahap, berkesinambungan/ sustainable, dan mudah untuk istiqamah. Dimulai dengan hal-hal yang kecil dan mudah. Kalau Aa Gym bilangnya, 3M : Mulai dari diri sendiri, Mulai dari yang Kecil-kecil, dan Mulai dari Sekarang. Nah, untuk membuat/ mewujudkan perubahan pada diri, ada yang menarik Ketika saya mengikuti kajian Neuro Linguistic Programming (NLP) yang difasilitasi oleh guru saya Coach Darmawan Aji, beliau katakan bahwa untuk membuat perubahan diri, penting sekali untuk membangun kebiasaan.

Maksudnya adalah diperlukan rutinitas yang  dibangun dengan memilih perilaku yang termudah dan berdampak dahulu.

Ingat, kata kuncinya adalah Paling Mudah dan Berdampak.

Paling mudah dan berdampak maksudnya ialah bagaimana kita bisa menentukan perilaku yang bisa mudah kita lakukan namun memberikan dampak yang besar pada pencapaian kita.

Agar mudah dipahami saya beri contohnya :

Contoh 1 :

Misalnya kita menginginkan bisa turun berat badan 10 kg dalam 5 bulan. Maka katakanlah kita ambil keputusan mau olahraga.. Kira-kira kalau membayangkan olahraga apa yang dibayangkan? Lalu apa rasanya? Berat? Keringetan? Capek? Agar bisa dibangun mau olahraga rutin, bisa dimulai dengan menggelar matras yoga di ruang keluarga (misalnya 😁). 

Kenapa?

Karena kalau suami/ anak-anak tanya, “kok ada matras di ruang tamu?” Kita jawab, “mau olahraga” 🤭. 

Nah, malu dong kalau ga mulai…

Aktivitas “Menggelar Matras” itu lebih mudah, daripada membayangkan olahraga bukan? 

Coba kalau aktivitas ini dilakukan setiap hari, hasilnya bagaimana? 👍🏻👍🏻👍🏻

Contoh kedua, 

Misalnya kita ingin meningkatkan omset, kita tahu bahwa harus riset market, lalu buat postingan setiap hari…

Kadang kita merasa berat..

“Kan ga ada ide”, “Duh, apalagi ya yang diposting?”, “Scrolling dulu deh”… Walhasil hilang deh waktunya untuk memposting. 😅

Bisa jadi untuk mengejar omset bisa dimulai dari membayangkan setiap hari. Ya sederhana, membayangkan aja.. Kalau omset tercapai, maka kita akan bahagia, kita bisa menafkahi keluarga/ membantu ekonomi keluarga, bisa banyak sedekah, bantu orang tua dsb…

Gimana rasanya?

Menyenangkan?

Semangat?

Semakin membara?

Lalu lanjutkan dengan membayangkan diri kita melakukan aktivitas posting dengan menyenangkan dan penuh semangat… Kira-kira jika aktivitas ini dilakukan Istiqomah berulang-ulang setiap hari, bagaimana hasilnya?

Ada juga orang yang hanya membayangkan orang tua, itu sudah menjadi energi baginya untuk membangun aktivitas yang diperlukan 

Sederhananya hanya dengan membayangkan saja di awal sebelum melakukan apa yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan kita. Mudah, hanya membayangkan bisa menghasilkan..

Ya tentu setelah semangat, langsung dikerjakan ya…

Jangan lanjut scrolling… Malah lupa udah semangat tadi 😅

Pertanyaannya “Kenapa dari yang termudah?”

Jawabannya adalah karena cara kerja otak kita. Ketika otak mengenali adanya “sebuah perilaku yang bisa mengubah” kebiasaan yang sudah nyaman dan lama kita lakukan, apalagi perubahan perilaku yang ekstrim atau berat dilakukan, maka otak kita cenderung memblokade/ memblok perilaku baru tersebut, sehingga tidak pernah bisa dilakukan secara rutin. Ini yang orang-orang katakan sebagai Keluar Dari Zona Nyaman. Perubahan sulit dilakukan, karena otak kita mengenalinya sebagai hal yang “Tidak Nyaman !”. 

Nah, perubahan kecil dan termudah ini membuat otak kita menjadi lebih  tenang, nyaman, dan pada akhirnya bisa menandai perilaku rutin tersebut sebagai “kebiasaan yang bisa dilakukan terus menerus”. 

Bagaimana langkah-langkahnya agar kita bisa melakukan Micro Hijrah ini? Kurang lebih ada 9 tips untuk melakukannya:

1. Tetapkan tujuan besarnya. 

Cari tujuan tertingginya. Orang-orang menyebutnya sebagai Strong Why. Kita bisa gali dengan menanyakan beberapa kali “Kenapa?” kepada diri kita tentang tujuan kita, agar lapisan-lapisan ini terbuka. Ini perlu kita bedah, karena dengan ini akan muncul kesadaran penuh, akan alasan mengapa tujuan ini perlu dilakukan.

Misalnya,

Saya ingin langsing. 

Kenapa?

Karena ingin sehat.

Kenapa?

Karena kalau sehat, saya bisa bermanfaat lebih banyak. Bisa memberikan kebahagiaan untuk orang-orang yang saya sayangi.

Kenapa?

Karena ketika mereka bahagia, sayapun bahagia.

Kenapa?

Karena ini semuanya adalah wujud dari rasa syukur saya kepada Allah SWT yang telah menitipkan orang-orang yang saya sayangi di sekitar saya.. Ini adalah salah satu wujud dari tujuan hidup saya, beribadah kepada Allah SWT…

 

2. Pecah dalam tujuan-tujuan kecil.

Setelah mendapatkan tujuan besarnya maka kita perlu membaginya menjadi tujuan kecil, kita buat lebih detail, spesifik, dan bisa diukur. Maksudnya?

Kita ambil contoh tadi yah.. Saya ingin langsing… Tujuan spesifik/ kecilnya apa ?

Saya ingin langsing:

– Lingkar pinggang …. cm

– Dicapai pada bulan …. Tahun…….

Dst.. buat se-spesifik dan terukur mungkin..

Kenapa begitu?

Karena dengan spesifik, kita menjadi punya patokan yang jelas mengenai perubahan yang kita ingin wujudkan. Dengan terukur, kita bisa mengetahui perkembangan step by step dari perjuangan kita. 

Coba kita cuma bilang..

Ingin langsing… Dah…

Kira-kira bisa tercapai ?

 

3. Cari kebiasaan apa yang perlu dibangun untuk mencapai hal tersebut.

Ini penting sekali…

Perilaku yang dilakukan terus menerus akan menghasilkan kebiasaan. 

Kebiasaan yang tepat bisa menghasilkan pencapaian tujuan yang tepat. Juga kebiasaan apa saja yang perlu kita hindari.

Banyak youtuber yang berhasil karena punya kebiasaan sederhana, posting video setiap hari atau seminggu 3 kali. Sederhana posting video rutin. Lakukan sesederhana mungkin, semudah mungkin, perbaiki sedikit demi sedikit. Yang penting dilakukan dengan rutin.

Contoh lainnya, Ketika kita menginginkan omset tertentu, kita harus menetapkan Kira-kira kebiasaan apa yang perlu kita lakukan secara terus menerus agar tujuan kita tercapai. Dan juga kebiasaan apa saja yang “tidak boleh” kita lakukan, karena akan menjauhkan dari tujuan yang kita lakukan. 

Kedua kebiasaan ini perlu kita sadari terlebih dahulu…

Karena sering kali kita gagal membangun kebiasaan yang diperlukan, karena kita gagal menyadari kebiasaan yang menghambatnya.

Katakanlah kita ingin membangun kebiasaan memposting di media sosial, tapi kita lupa bahwa kebiasaan scrolling bisa menggagalkan kebiasaan untuk melakukan posting. 

Kebayangkan dampaknya kalau gagal menyadari kebiasaan yang menghambat ?

 

4. Pilih perilaku yang termudah dan berdampak yang perlu kita biasakan dalam mencapai tujuan tersebut.

Nah, ini tadi sudah dijelaskan di atas yah 😁👍🏻

 

5. Lakukan dipecah lebih kecil /micro/ bahkan nano.

Nah, setelah menentukan perilaku termudah dan berdampak tadi. Kita bisa memecahnya ke dalam aktivitas yang lebih kecil lagi (jika diperlukan ya). 

Misalnya: 

Membayangkan orang tua kita. 

Maka bisa saja dengan menempel foto orang tua kita di tempat kerja kita (tempat yang mudah terlihat).

Lebih mudah lagi dan berdampak.

Namun ingat, harus ada aktivitas yang dilakukan, setelah kita menempel foto orang tua kita.. apa kira? Ya membayangkan orang tua kita, bayangkan dampaknya ketika tujuan kita tercapai, bayangkan senyumannya, dengarkan apa yang mereka katakan ketika tujuan kita tercapai, rasakan emosinya, rasakan semangatnya..

Contoh lainnya ada yang memulai kegiatannya dengan melakukan hal yang mikro sekali, berhitung.. 

Ya, bener, berhitung..

Kita berhitung..

“Satu… Dua… Tiga! Mulai!!!” 

Ini sederhana tapi memudahkan kita untuk memulai perilaku yang perlu kita lakukan.

😁👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻

 

6. Lakukan di waktu yang sama, tempat yang sama, kondisi yang sama.

Otak perlu mengenali waktu dan tempat kebiasaan yang perlu kita bangun. Maka lakukan di waktu dan tempat yang sama, diusahakan yah..

Lakukan setidaknya 62 hari (berdasarkan riset, kemampuan rata-rata orang dalam membangun kebiasaan)…

 

7. Jika gagal, pahamilah bahwa kegagalan adalah bagian dari menuju kesuksesan, lakukan terus sampai berhasil.

Jangan menyerah gaesss. Gass… 😅

Kadang kegagalan bisa menjadi bahan evaluasi untuk menemukan apa yang kurang dari aktivitas/ perilaku yang kita bangun sebagai kebiasaan. 

Ingat, gagal itu bukan saat kita jatuh atau tidak berhasil.. Gagal itu adalah saat kita “Berhenti” karena kita “Menyerah”.

 

8. Lalu tingkatkan setahap demi setahap sekecil mungkin.

Jika kita melakukan perubahan atau meningkatkan setidak -tidaknya 1% saja perhari. Maka hasilnya adalah dalam setahun kita akan lebih baik/ meningkat hasilnya sebanyak 37 kali lebih banyak/ tinggi.

 

9. Berilah kepada diri kita reward jika sudah berhasil melakukan kebiasaan tersebut.

Cari apa yang kita sukai, jadikan itu reward, tentunya cari yang mudah diakses ya, sesederhana mungkin / mudah diwujudkan. Misalnya minum teh, kopi, secuil coklat, segelas susu, scrolling 15 menit, dsb 

Misalnya, kita menyukai minum teh. Maka kita hanya bisa minum teh  setelah kita melakukan kebiasaan yang kita tetapkan. 

Contoh, kita memberikan reward minum teh kepada diri kita, ketika kita berhasil menulis 1 status perharinya. Sederhana kan? Yuk Lakukan rutin setiap hari dan lihat hasilnya dalam 6 bulan. 

Sampai jumpa di artikel selanjutnya !

 

 

 

Artikel Pertumbuhan Pribadi dan Bisnis Lainnya…

Fase Pertumbuhan Bisnis Kamu

Fase Pertumbuhan Bisnis Kamu Oleh Khairil Amin Rasyid Hari ini kita akan membahas tentang Fase Pertumbuhan Bisnis ya. Materi ini mengutip dari Buku It’s Easy

Read More »